MEWASPADAI JEBAKAN IBLIS
MEWASPADAI JEBAKAN IBLIS
Tekad
Iblis untuk menyesatkan manusia bukanlah sekedar isapan jempol semata, dendam
kesumatnya menharuskan adanya strategi, tipu daya dan perangkap-perangkap halus
lagi samar bahkan ia tidak segan-segan untuk menjelma menjadi “penasehat ulung”
hingga manusia tanpa sadar akan mengikuti seruan-seruannya.
Saudaraku
kaum Muslimin… Dalam upaya penyesatannya, minimalnya iblis memiliki enam
tahapan target kesesatan bagi keturunan Adam, tahapan target tersebut yaitu:
Terjatuhnya
manusia ke jalan kekafiran yang mengeluarkan dari Islam.
Tersesatnya
manusia ke dalam perkara paling buruk yaitu kebid’ahan yang tidak diizinkan
Alloh . Perkara ini jika dilakukan oleh kaum Muslimin maka mereka akan
menganggap apa yang dilakukannya adalah sesuatu yang baik dan mereka akan
dilupakan atau melupakan bahwa setiap bid’ah itu kesesatan dan setiap kesesatan
akan berujung ke dalam lembah neraka.
Terjerembabnya
manusia dalam perbuatan dosa-dosa besar.
Terlenakannya
manusia dengan dosa-dosa kecil yang dianggap remeh, hingga dosa-dosa tersebut
akan terus membesar.
Tersibukkannya
manusia dengan amalan-amalan yang mubah, yang menyebabkan terlalaikannya
amalan-amalan disunnahkan dan bahkan yang diwajibkan.
Menjadikan
manusia terlena dengan amalan yang kurang penting, sehingga melupakan
amalan-amalan yang lebih penting dan besar pahalanya.
Di atas
cita-cita inilah iblis menghabiskan umurnya dengan membuat perangkap-perangkap,
jalan-jalan dan sarana-sarana untuk menyesatkan manusia sebanyak-banyaknya.
Di antara
perangkap-perangkap Iblis yang halus adalah:
At-Tazyiinul
Bathil (Hiasan kebathilan)
Yang
dimaksud dengan Tazyinul Bathil yang banyak menyesatkan manusia ini adalah
hiasan Iblis terhadap amalan bathil sampai amalan tersebut terlihat seakan-akan
amalan yang baik dan benar di mata manusia serta merasa amalan tersebut pasti
diterima oleh Alloh .
Alloh subḥānahu wa ta'āla berfirman:
“Dan
syaitan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka
kerjakan.” (QS. al-An’am: 43).
Kesyirikan
dihias seindah mungkin sampai manusia melihat bahwa itu adalah bagian dari
tauhid yang harus dilaksanakan dan dilestarikan. Sebagaimana pemberitaan Hudhud
kepada Nabi Sulaiman prihal ratu Saba’ dan kaumnya yang terperangkap
iblis dalam penyembahan kepada matahari. Hal ini diabadikan oleh Alloh :
“Aku
mendapati Dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Alloh; dan setan telah
menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi
mereka dari jalan (Alloh), sehingga mereka tidak dapat petunjuk.” (QS. an-Naml
[27]: 24)
Kebid’ahan
pun dihiasi, hingga di mata para ahli dan pelaku kebid’ahan, ini benar-benar
bagian sunnah Nabi yang harus dilaksanakan dan dijaga. Perangkap ini
pun sangat berbahaya bagi kaum Muslimin, karena dengan perangkap bid’ah ini,
akan tertutuplah celah pintu taubat bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu
para ulama mengatakan, “Bid’ah itu lebih buruk daripada kemaksiatan”. Sebab
pelakunya tidak akan merasa bahwa ia sedang berbuat durhaka kepada Alloh , maka
bagaimana mungkin ia akan bertaubat?.
Alloh subḥānahu wa ta'āla berfirman:
“Katakanlah:
“Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
(QS. al-Kahfi [18]: 103-104)
Penamaan
yang Indah Untuk Sebuah Pelanggaran.
Iblis
akan senatiasa membuat indah kemaksiatan-kemaksiatan, di antaranya dengan
memberikan penamaan yang disukai manusia agar kemaksiatan yang buruk tersebut
tersembunyi dan menjadi sesuatu yang indah menurut pandangannya.
Alloh subḥānahu wa ta'āla berfirman tentang godaan iblis kepada Nabi Adam melalui
hiasan kemaksiatannya:”Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS. Thoha [20]: 120)
Iblis
menamakan sebuah pohon yang terlarang untuk didekati dengan nama yang memukau
yaitu Syajarotul khuldi (pohon kekekalan), yang jika didekati dan dimakan
buahnya maka dia akan kekal di surga, tidak akan mati, danakhirnya Adam pun
terpedaya oleh tipu daya dan perangkapnya.
Ibnul
Qoyyim berkata, “Sungguh Iblis telah mewariskan kepada para
pengikutnya penamaan perkara-perkara yang diharamkan dengan nama-nama yang
disukai oleh jiwa (manusia)…”
Karena
itu banyak pelanggaran-pelanggaran dan penyerunya diberi nama dengan
nama yang indah, seperti penyihir dinamakan “Para normal/orang pintar”, riba
dinamakan “Bunga”, pamer aurat dinamakan “Kebebasan wanita”, penyanyi-penyanyi
fasik dinamakan “Seniman”, dan lain sebagainya.
At-Takhwiif
(Menakut-nakuti)
Salah
satu tipu daya dan perangkap halus ala iblis adalah dengan menakut-nakuti
orang-orang yang beriman dengan sesuatu yang diperkirakan dapat membahayakan
dan merugikannya. Di antara rasa takut yang dimasukkan ke dalam hati manusia
adalah:
Menakut-nakuti
Melalui Antek-Antek Iblis
Iblis
akan memasukkan rasa ketakutan kepada orang-orang beriman dengan
membesar-besarkan kekuatan dan banyaknya jumlah para walinya dari orang-orang
kafir. Sehingga kaum Muslimin menjadi gentar karenanya. Namun bagi orang-orang
yang beriman ini justru menambah motivasi dan kekuatan mereka. Sebagaimana
firman Alloh subḥānahu wa
ta'āla (glorified and exalted be He):
“Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, karena itu takutlah
kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: “Cukuplah Alloh menjadi penolong kami dan Alloh adalah sebaik-baik
pelindung“. (QS. Ali Imron [3]: 173)
Orang-orang
yang beriman hanya takut dan bertawakal kepada Alloh penguasa jagat
raya. Karena itu hanyalah ulah iblis agar kaum Muslimin merasakan ketakutan.
“Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quroisy)…” (QS. Ali Imron [3]: 175)
Menakut-Nakuti
dengan Kefakiran
Berapa
banyak kaum Muslimin yang Alloh subḥānahu wa ta'āla berikan harta berlimpah namun
untuk urusan infaq di jalan Alloh subḥānahu wa ta'āla terlebih untuk urusan
perjuangan dan dakwah, banyak di antara mereka yang tiba-tiba merasa masih
banyak kekurangan dengan alasan-alasan yang seakan-akan dapat diterima.
Iblis
akan terus membuat stigma bahwa infak di jalan Alloh subḥānahu wa ta'āla adalah jalan menuju sempitnya harta yang berujung kepada
kefakiran, sampai kaum muslimin menjadi orang-orang yang bakhil alias kikir,
bahkan memalingkan kaum Muslimin untuk sigap mengeluarkan hartanya di jalan
kefasikan.
Alloh subḥānahu wa ta'āla berfirman:
“Setan
menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan
kikir.” (QS. al-Baqoroh [2]: 268)
Demikianlah
beberapa perangkap halus ala Iblis, dan masih banyak lagi perangkap-perangkap
lainnya yang dapat menaklukkan manusia hingga mereka menyimpang dari jalan
Islam yang diridhoi. Dan ketika mereka terjebak ke dalam perangkapnya maka ia
pun berkata dengan perkataan yang diabadikan oleh Alloh subḥānahu wa ta'āla melalui firman-Nya:
“Kafirlah
kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku
berlepas diri dari kamu, karena Sesungguhnya aku takut kepada Alloh, Robb
semesta alam”. Maka kesudahan keduanya, (dimasukkan) ke
dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang
zholim.” (QS. al-Hasyr [59]: 16-17)
Oleh
karena itu bersandar dan bertawakkal serta meminta perlindungan kepada Alloh merupakan
sebuah keharusan bagi orang-orang beriman sehingga dapat terhindar dari
perangkap-perangkapnya.
Post a Comment