4 AMALAN YANG HENDAKNYA DILAKUKAN KETIKA TERJADI GEMPA
4 AMALAN YANG HENDAKNYA
DILAKUKAN KETIKA TERJADI GEMPA
Sesungguhnya
Alloh Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan
ditetapkan. Sebagaimana juga Alloh Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap
semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Alloh menciptakan berbagai tanda-tanda
kekuasaan-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Dia pun menetapkannya untuk
menakut-nakuti hamba-Nya. Dengan tanda-tanda tersebut, Alloh mengingatkan
kewajiban hamba-hamba-Nya, yang menjadi hak Alloh subhanahu wata’ala. Hal ini
untuk mengingatkan para hamba dari perbuatan syirik dan melanggar perintah
serta melakukan yang dilarang. Alloh subhanahu wata’ala berfirman,
وَمَا
نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلا تَخْوِيفًا
“Dan
tidaklah Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.”
(QS.
Al-Israa: 59)
Alloh
subhanahu wata’ala juga berfirman,
سَنُرِيهِمْ
آيَاتِنَا فِي الآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami
akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk
dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu
benar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu.”
(QS.
Fushilat: 53)
Alloh
subhanahu wata’ala pun berfirman,
قُلْ
هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ
مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ
بَعْضٍ
“Katakanlah
(Wahai Muhammad) : “Dia (Alloh) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada
kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan
kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada
sebagian kalian keganasan sebahagian yang lain”
(QS.
Al-An’am: 65)
Imam
Bukhari meriwayatkan di dalam kitab shahihnya, dari Jabir bin ‘Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala turun
firman Alloh subhanahu wata’ala dalam surat Al An’am [قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى
أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ], beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam berdo’a: “Aku berlindung dengan wajah-Mu”. Lalu Rosululloh
shollallohu’alaihi wasallam melanjutkan (membaca) [أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ],
beliau shollallohu’alaihi wasallam berdo’a lagi, “Aku berlindung dengan
wajah-Mu.”
Jelaslah,
bahwa musibah-musibah yang terjadi pada masa-masa ini di berbagai tempat
termasuk tanda-tanda kekuasaan Alloh guna menakut-nakuti para hamba-Nya.
Oleh
karena itu ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika
para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping
menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim
tanpa orang tua, pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan
diri kepada Alloh, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan
tidak tertipu dengan dunia yang fana.
Berikut
ini 4 amalan yang hendaknya dilakukan ketika terjadi gempa dan tsunami:
1. Taubat
kepada Alloh
Sesungguhnya
peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat
hubungannya dengan Alloh. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan
tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan,
dan kemaksiatan. Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan
malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Alloh kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu
Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Alloh mengizinkan bumi bernapas
sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu
menjadikan ketakutan kepada Alloh, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada
Alloh”.
2. Banyak
berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Alloh
Imam
Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah
memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat
mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Alloh subhanahu wata’ala:
فَلَوْلَآ
أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ﴿١٤٣﴾ لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ
يُبْعَثُونَ ﴿١٤٤﴾
“Maka
kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit”
(QS.
ash-Shoffat [37]: 143–144).
وَمَا
كَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ
مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ ﴿٣٣﴾
“Dan
Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara
mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta
ampun”
(QS.
al-Anfal [8]: 33)
Ayat
mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari
adzab. Pertama, adanya Nabi Muhammad shollallohu’alaihi wasallam di
tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar dan
meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi
shollallohu’alaihi wasallam telah meninggal dunia.
3.
Membantu para korban bencana
Saudaraku,
bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan
memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini
mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu
mereka semampu mungkin. Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam bersabda:
مَنْ
نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Barang
siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah
akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat”
(HR.
Muslim no. 2699).
Terlebih
lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka
mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban. Dahulu, tatkala terjadi gempa
pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para
gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan
hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama
sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi
pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding
lainnya.
4.
Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sebagaimana
tadi kita sebutkan bahwa termasuk faktor terjadinya gempa adalah dosa umat
manusia maka hendaknya hal itu dihilangkan, salah satu caranya dengan
menegakkan dakwah, saling menasihati, dan amar ma’ruf nahi munkar sehingga
mengecillah kemungkaran. Adapun bila kita acuh tak acuh dan mendiamkan
kemungkaran maka tak ayal lagi bencana tersebut akan kembali menimpa kita.
لُعِنَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ مِنۢ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ لِسَانِ دَاوُۥدَ وَعِيسَى
ٱبْنِ مَرْيَمَ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا۟ وَّكَانُوا۟ يَعْتَدُونَ ﴿٧٨﴾ كَانُوا۟
لَا يَتَنَاهَوْنَ عَن مُّنكَرٍۢ فَعَلُوهُ ۚ لَبِئْسَ مَا كَانُوا۟ يَفْعَلُونَ
﴿٧٩﴾
“Telah
dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra
Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui
batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka
perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”
(QS. al-Ma’idah
[5]: 78–79)
Hanya
kepada Alloh subhanahu wata’ala kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum
Musimin, memberikan pemahaman agama, menganugrahkan keistiqomahan dalam agama,
dan segera bertaubat kepada Alloh subhanahu wata’ala dari setiap dosa.
Semoga
Alloh subhanahu wata’ala memperbaiki kondisi para penguasa kaum Muslimin.
Semoga Alloh subhanahu wata’ala menolong dalam memperjuangkan kebenaran dan
menghinakan kebathilan melalui para penguasa tersebut. Semoga Alloh subhanahu
wata’ala membimbing para penguasa tadi untuk menerapkan syari’at Alloh
subhanahu wata’ala bagi para hamba-Nya. Semoga Alloh subhanahu wata’ala
melindungi mereka dan seluruh kaum Muslimin dari berbagai cobaan dan jebakan
setan. Sesungguhnya Alloh subhanahu wata’ala Maha Berkuasa untuk hal itu.
Sholawat
dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat, dan orang-orang
yang mengikuti beliau dengan baik hingga hari pembalasan.
Post a Comment