UMAR BIN KHATHTHAB RADHIALLAHU ‘ANHU
UMAR BIN KHATHTHAB RADHIALLAHU
‘ANHU
Beliau
adalah Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdil Uzza. Nasab beliau bersatu
dengan nasab Nabi Sholallohu ‘alaihi wassalampada jalur Ka’ab bin Luay. Kunyah
beliau adalah Abu Hafsh, yang artinya bapaknya singa sebagai perlambang
keberaniannya yang bagaikan auman dan terkaman raja rimba. Sedangkan laqob
(gelar)nya adalah al-Faaruuq, artinya orang yang dapat membedakan antara yang
haq dan batil. Ayahnya al-Khaththab bin Nufail adalah orang yang berwatak keras
dan memiliki tabiat yang kuat sedangkan ibunya bernama Hantamah binti Hasyim,
sepupu dari Abu Jahal.
Umar bin
Khaththab adalah seorang sahabat yang agung lagi mulia yang memiliki banyak
keutamaan. Beliau merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang diberi kabar
gembira masuk surga. Beliau bersama Abu Bakar sebagai penghulu para penghuni
surga dari kalangan orang tua mulai dari orang-orang yang pertama sampai
orang-orang yang terakhir, selain para nabi dan rosul. Rosululloh Sholallohu
‘alaihi wassalam menyebut beliau sebagai seorang yang syahid.
Hal itu
terjadi ketika beliau Sholallohu ‘alaihi wassalamdan Umar serta beberapa
sahabat berada di atas gua Hiro. Sesungguhnya Rosululloh Sholallohu ‘alaihi
wassalam melihat setan-setan jenis manusia dan jin berlarian dari Umar hingga
tidaklah Umar akan menjumpai setan berjalan pada suatu jalan melainkan setan
berjalan di jalan selain jalan yang ditempuh oleh Umar.
Beliau
menjadi sosok pribadi yang hatinya dipenuhi dengan cahaya kebenaran dan
keislaman. Ia mengusulkan agar tawanan perang Badar dipenggal, lalu al-Qur’an
turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat agar tatkala berinteraksi dengan
isteri-isteri Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wassalamdi balik hijab, lalu
al-Qur’an turun memberikan persetujuan. Ia berpendapat untuk menjadikan tempat
Nabi Ibrahim saat berdiri mendirikan Ka’bah sebagai tempat shalat, lalu
al-Qur’an turun memberikan persetujuan.
Umar
berkata kepada isteri-isteri Nabi Sholallohu ‘alaihi wassalam pada waktu
berkumpul dengan mereka sebab rasa cemburu di antara mereka kepada beliau
Sholallohu ‘alaihi wassalam, “Apakah kalian akan menghentikan tindakan kalian
atau Robbnya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik
daripada kalian?” Kemudian al-Qur’an turun bersesuaian dengan pendapat Umar
tersebut.
Tatkala
Abdullah bin Ubay bin Salul mati, Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi
wassalamberdiri hendak menyalatinya, lalu Umar menarik baju beliau agar tidak
melakukannya seraya berkata, “Wahai Rosululloh sesungguhnya ia seorang
munafik!” Lalu beliau tetap menyalatinya, maka Alloh menurunkan firman-Nya
kepada beliau Sholallohu ‘alaihi wassalam yang berbunyi: “Dan janganlah kamu
sekali-kali menyalatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan
janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Alloh dan Rosul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS.
At-Taubah: 84)
Kepribadian
Umar bin Khaththab sungguh sangat menakjubkan. Menggali aspek kepribadiannya
bagaikan bahtera berlayar di samudra yang luas tak berpantai. Beliau adalah
seorang yang sederhana. Beliau mengenakan jubah dari wol yang bertambal padahal
beliau adalah khalifah. Kedermawanan beliau sangat menakjubkan. Pada saat
perang Tabuk beliau menginfakkan sebagian hartanya kepada kaum muslimin. Beliau
adalah orang yang sangat peduli kepada anak-anak dan para janda.
Pada masa
pemerintahannya beliau menetapkan subdsidi bagi anak yang baru lahir dan para
janda. Beliau adalah sahabat yang memiliki rasa takut kepada Alloh.
Kadang-kadang beliau membaca satu ayat dari bacaan rutinnya, maka ia terjatuh
sakit hingga dijenguk berhari-hari. Beliau adalah sang kholifah yang senantiasa
takut kepada Alloh. Muhammad bin Sirin berkata, “Suatu hari mertua Umar datang
menemuinya, lalu ia minta supaya Umar memberinya sejumlah uang dari Baitul Mal.
Umar membentaknya seraya berkata, “Engkau ingin agar aku menghadap Alloh
sebagai raja yang berkhianat?”, kemudian Umar memberinya dari hartanya sendiri
sebanyak 10.000 dirham.
Umar bin
Khaththab adalah sang kholifah yang berjuang bagi kepentingan umat dan
memperhatikan kesejahteraan umat. Sungguh jasa-jasa beliau dalam memberikan
sumbangsih kepada umat sangat banyak. Beliau adalah orang yang pertama kali
membuat sistem Baitul Mal yang pemasukannya dari zakat kaum Muslimin dan
pembayaran jizyah Ahli dzimmah (orang kafir yang minta perlindungan Islam),
seperlima dari hasil rampasan perang, dan warisan orang Muslim yang meninggal
tidak mempunyai ahli waris.
Beliau
adalah pakar administrasi perkantoran tidak heran bahwa pada masa
pemerintahannya sistem administrasi rapi. Di antara buktinya adalah
ditetapkannya penanggalan atau kalender hijriyyah. Beliau adalah seorang
mujahid sejati. Beliau menaklukkan kota-kota di Syam, Persia dan benua Afrika,
sehingga banyak kota yang terbuka di masa beliau, di antaranya kota Babel,
Basath, Jalaula’, Masabdzan, al-Ahwaz, Nahawand, Khurasan, Sijistan, Damaskus,
Homs, Mesir, dan kota-kota lainnya. Beliau tidak hanya menaklukkan kota saja
namun beliau membangun kota. Pada masanya ada dua pembangunan kota besar
setelah Madinah dan Makkah, yaitu: kota Kuffah dan Basroh.
Keberhasilan
Umar bin al-Khaththab dalam memerdekakan negara-negara dunia yang cukup luas,
membuat para musuh Islam dipenuhi perasaan iri dan dendam, terlebih Yahudi dan
Persia. Untuk itulah muncul berbagai upaya untuk melakukan pembunuhan terhadap
Umar. Hingga terlaksananya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang budak Persia
yang bernama Abu Lu’luah al-Majusi. Ia adalah budak Mu-ghirah bin Syu’bah yang
menikam beliau dengan 6 tikaman dengan belati yang memiliki dua mata kail
(badik) hingga melukai Umar dan beberapa sahabat ketika sedang shalat Shubuh.
Tatkala seseorang mengetahui larinya, ia pun melempar mantel ke arahnya, maka
seketika itu pula Abu Lu’luah bunuh diri. Akhirnya Umar syahid pada tahun 23 H.
Setelah diangkat menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan. Beliau wafat dalam
usia 63 tahun.
Post a Comment